Nenek di Villa
“Celaka! Pintu yang ini juga terkunci” Sahut Bani.
Aku hanya mematung dan merasa tak berdaya. Annie dan Pandu berpencar dari kami. Awalnya mereka akan menghubungi kami kalau mereka sudah menemukan jalan keluar. Malangnya, baterai handphoneku sudah habis dan handphone Bani terjatuh saat berlari menghindari 'seseorang' yang menghuni rumah ini.
Dan sekarang, rasanya sudah hampir 3 jam kami berempat terkunci dalam Villa yang entah besarnya seperti apa. Awalnya, rencana kita adalah untuk membuat video uji nyali. Kami memilih Villa besar ini karena tempatnya berada di sekitar perumahan yang ramai dan tidak pernah sepi. Kita memutuskan untuk membuat video ini agak malam agar lebih dapat feelsnya.
Jam 21.00 kami datang ke villa ini. Kita memulai video ini dengan berdoa. Tak lebih dari 15 menit, Pandu merasa ada yang tidak beres di dalam sini. Pasalnya, ia mencium bau yang sangat tidak sedap dari arah dapur. Kita awalnya beranggapan bahwa itu hanyalah perasaan Pandu saja, tapi kami mulai mencium bau tak sedap dari arah dapur.
“Tenang kawan kawan, kita sering merasakan ini bukan?” Kata Bani.
Aku mengangguk. Annie hanya terdiam. Ia sudah terlalu sering merasakan hal seperti ini. Bau tidak sedap saat akan membuat video uji nyali seperti ini bukan apa apa baginya.
“Aku tahu bau seperti apa yang akan aku cium saat melakukan hal seperti ini. Tapi bau ini tak biasa. Rasanya ini sedikit lebih menyengat. Tidak! Sangat lebih menyengat!” kata Pandu sedikit berkeringat
“Lo kenapa sih? Kayak baru pertama kali ngelakuin ginian!” kata Annie santai.
“Nana. Lo tenang aja. Ini hal biasa kok” Kata Bani kepadaku
Aku hanya tersenyum dan mengangguk. Ini pertama kalinya aku mengikuti hal seperti ini. Sebenarnya Bani dan Pandu yang mengajakku karena teman mereka yang satunya menolak untuk membuat video di villa ini. Mereka berdua tahu aku bukan orang yang penakut, jadi mereka mengajakku. Aku rasa apa susahnya mengikuti hal seperti ini. Di sisi lain aku bisa bertemu dengan salah satu selebgram yang terkenal dengan video video supranatural yang sering dia buat. Dialah Annie. Jadi dengan senang hati aku terima tawaran mereka.
Pandu terlihat makin gelisah. Ia pun berinisiatif untuk mengecek dapur untuk mengetahui asal muasal bau tidak sedap tersebut.
“Hah?” Kata Pandu seraya melihat objek yang mungkin sangat menakjubkan yang bahkan membuat Pandu mematung.
Bani, aku dan Annie menyusul ke dapur karena penasaran. Dan kita semua mematung.
Kita melihat 5 bangkai babi yang lehernya seperti dikoyak oleh binatang buas.
“Keluar” kata Bani. Kita langsung menatap wajah Bani yang ketakutan.
“Ayo kita keluar dari sini” kata Bani.
Kami semua segera membereskan kamera, dan properti lainnya. Annie dengan tenang mengeluarkan rokoknya. Bani dan Pandu membereskan barang dengan tenang, walaupun aku tahu sebenarnya mereka ketakutan.
Saat Annie akan membuka pintu keluar villa, tiba tiba terdengar suara seperti orang tertawa. Pintu tiba tiba terkunci. Annie dan yang lain masih terlihat tenang. Rupanya ini merupakan hal biasa bagi mereka kecuali 5 bangkai babi tadi.
“Jangan pergi dulu. Mari temani nenek main sebentar” Seorang wanita tua tiba tiba muncul dari kegelapan.
Annie kaget. Pertama kalinya aku melihat dia mematung seperti itu.
Bani menarik tanganku dan langsung membawaku menjauhi wanita tua itu. Annie dan Pandu juga menyusul di belakang.
“Siapa wanita tadi?” tanyaku sambil berlari
“Gua juga nggak pernah tau ada orang kayak gitu disini” jawab
Kami berlari dan akhirnya terpisah dengan Annie dan Pandu. Dalam sunyi, kita bisa mendengar nenek itu memanggil kita dengan nyanyian lagu nina bobo. Itu membuat suasana makin mencekam. Di dalam benakku muncul tanya kenapa bisa ada bangkai babi di dalam rumah ini.
Keadaan ini membuatku tak bisa mengendalikan diri. Aku tak sengaja menyenggol vas yang ada di meja. Saat itu aku dan Bani tentu bisa mendengar suara langkah nenek itu mendekat.
Sementara itu Pandu dan Annie sedang bersembunyi di ruang bawah tangga. Tiba tiba mereka melihat seseorang membuka jendela ruangan itu luar. Mereka sudah menyiapkan kuda kuda menyerang.
“Kalian baik baik saja?” Seseorang muncul dari balik jendela
“Dika???!!!” Sahut Annie dan Pandu bersamaan
“Aku kesini karena aku khawatir dengan kalian. Kalian tenang saja, aku sudah menelepon polisi” Kata Dika sambil membawa Tongkat kayu di tangannya. Jaga jaga jika ada sesuatu yang terjadi.
“Bani dan Nana diatas, nenek itu mengejar ke arah sana.” Kata Annie
“Ya, ayo kita kesana” Kata Dika
“Tapi nenek itu membawa benda tajam” Kata Pandu
“Dia tidak menggunakannya untuk membunuh manusia” Jawab Dika dan langsung membuka pintu ruangan.
Mereka perlahan berjalan ke atas. Ternyata semuanya gelap dan mereka bahkan tidak bisa melihat dimana nenek dan dimana ruangan Nana dan Bani berada. Ternyata nenek itu sudah masuk ke ruangan Bani dan Nana, Bani dan Nana bersembunyi ditempat yang tidak bisa dijangkau nenek itu.
Bani dan Annie menghindari nenek itu dengan cara menjauh karena nenek itu menyanyikan lagu Nina Bobo sehingga walaupun ruangan gelap kita tahu betul dimana posisi nenek itu. Akhirnya Bani dan Nana berhasil mencapai pintu ruangan, Annie langsung memegang tangan Nana dan Bani, Dika langsung menyalakan senter yang dibawanya kita langsung berlari ke bawah. Sayang nenek itu menyadari hal itu dan langsung mengejar kita.
Akhirnya kita bisa keluar dari villa itu tapi nenek itu juga. Seketika tiba banyak mobil polisi dan langsung menyorot cahaya ke wajah nenek itu. Nenek itu akhirnya ditangkap dan kami dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa.
5 tahun berlalu. Aku yang sudah lulus kuliah bersama Annie dan Dika yang sudah bertunangan pergi ke rumah sakit untuk menjenguk guru kita yang sedang sakit. Saat itu kami melihat seorang nenek yang sangat familiar. Ya, dia adalah nenek di villa itu. Dia hanya tersenyum pada kita dan berjalan lurus.
Comments
Post a Comment